Postingan

Menampilkan postingan dari Mei, 2021
Gambar
  Kungkungan Dosa Saubilu Ya Haliqi Oleh: Cak Han's Angklung anker sapudi dalam opera Sembahyang rebut dibulan hantu kelaparan Pohon layu sulit berkembang terhinakan Melepas lampion rahim mulian datang Lepaskan arwah, raja neraka Biarkan ingsun meratapi ritual kematian Membuka gerbang dunia bawah Berkeliaran bebas menggauli nick tackett Jauhkan,  Padamkan, Kuburkan, Bakarkan sehangus-hangusnya atas api jahanam Niat-niat mencelakai yang hidup, Biarkan pergi mendunia, Hindarkan membentak-bentak leluhur mulia atas nama menghambakan yang esa Saronin sarkak rangsang merindui Ruang tertutup, mulut terkatup Menemui madah dan buah azimat kramat  Mencari celah jalan yang diridhoi Senandungkan nyanyian-nyanyian kiai kanjeng  Merajut kedamaian Bumikan eling-eling siro manungsomu Ilhami hamba-hamba pendosa Terjarah siksa, mumpung durung ketekanen malaikat juru pati-Mu Inna Rabbaka huwa a'almu biman dalla 'an sabiilihii wa Huwa a'lamu bilmuhtadiin
Gambar
  AIR MATA  PALESTINA Oleh: Gus Ros Benar-benar telah sampai kepadaku berita tentangmu Palestina Tentang air mata darah yang terus saja membumi Tentang kehormatan yang terus saja ditelanjangi Tentang saudara yang terus saja disakiti Langitmu tak lagi membiru Seketika semuanya kelabu Benar-benar telah sampai kepadaku penderitaan tentangmu Tidak ada hari raya bagi Palestina Yang ada berhari-hari mereka puasa Tentang jadwal makan yang hanya satu kali sehari semalam Di situ..., listrik pun tak merdeka Sehari semalam 4 jam saja nyalanya Di langit Palestina rudal dan roket menari Keduanya tertawa apabila anak-anak, orang tua, laki-laki dan wanita terluka atau hilang nyawanya Saudara muslimku yang jauh di sana, mampuku hanya bersuara Moga-moga kata yang menjelma menjadi doa  Kelak menjadi indikator Palestina merdeka  
Gambar
KALA ITU Oleh: Suntari Puncak pergantian kala itu mengawali debut Keyakinan menjawab ragu, seakan niat baik tersampaikan Hati meyakini semua bukan kebetulan, melainkan sudah direncanakan Semua terasa remang-remang Hitungan jam, menit, dan detiknya seakan  memberikan isyarat Beberapa perjumpaan mencoba memberikan arahan, diri menghiraukan Beberapa kali diperlihatkan, tetap terhiraukan Seakan-akan memberikan jawaban  Melebihi keyakinan Semua seperti teka-teki saja Coba dijalani, kesalah pahaman, cepat menyimpulkan Pada akhirnya, diam... Peperangan dengan diri dimulai, terasa aneh saja Konyol, memalukan, dan heran ketika mengingat segalanya Seperti ingin mengulang untuk memperbaiki segalanya Mulai memaknai hal-hal kecil Menerka, mereka dan merasa Hingga, menyadari esensi perantara Perlahan, Maksudmu tersampaikan Tak hingga, untuk sekedar melantunkan maaf dan terima kasih Semoga kebahagiaan menyertaimu dan  kita semua
Gambar
  MOHON MAAF Oleh: Cak Han's Sebenar-benarnya, Mohon maaf lahir batin Batin mati tanpa maaf Terus memohon untuk mendapatkan ampun Celengan riuh menghibur banyak hati Tanda kemenangan? Anak kecil berbondong-bondong,  berlarian mengejar bunyi Adikku misalnya, beserta rombongannya Aku bisa apa, apa yang aku bisa? Kemenangan tanpa juara satu, dua, tiga d iraih oleh mereka yang merdeka Benarkah?  Batin mati tanpa maaf Maaf lahir batin tanpa mohon Kepada mereka yang merdeka dan meraih kemenangan Juara berapa? Tanyaku Tersungkur, lupa bersyukur Terlalu nikmat bertengkar antara niat tanpa lawan Bertengkar?  Aneh. Heh... Alih-alih buka mata Buka mulut untuk berbicara Bernafas saja enggan Benar saja,  Ada yang terlatih, ada pula yang sedang tertatih-tatih Ada yang berani bertanggung jawab Sebagian bingung menjawab Ah sudahlah, Mohon maaf lahir batin Dirikan salat, raihlah kemenangan
Gambar
MEJA RINGKUS Oleh: Fhrrozi Tatap hangat,  Menggigilkan rasa Baku hantam mengerak  Cloteh tiada arti, Membentur rumus otak Senyap, nanbeku. Meja ringkus Suara teriak, membius angan sejuk Tersapu dendam katup
Gambar
DEBU DI  PERSIMPANGAN Oleh: Gus Ros Hasrat menjadi suara yang menggema  Sejenak redup sebab khoda tak seirama Berdialektika dengan jarum jam! Menari, bersembunyi, bernyanyi  Sampai saat ini jawaban tak kunjung kepermukaan di tengah persoalan Haruskah menunggu? Muka membiru minyak pun pergi  Ia tahu sebentar lagi ideologi jadi abu Sumenep, 11 Mei 2021
Gambar
  DUA KEPALA Oleh: Gus Ros Dua kepala berdialektika persoalan cahaya Mengeja makna dalam relung jiwa Dua kepala menjelma menjadi kata-kata Berikhtiar merasuki setiap yang bernyawa Membunuh gelap menghidupkan cahaya Setiap cipta menimbulkan makna Hanya ruang  kosong saja  menyuburkan tanya Esensi dari kamu, aku, dan mereka adalah khoda, Bersemayam di setiap jiwa! Esok, dua kepala mungkin akan benar-benar bertanya Kapankah Tuhan kami menjadi Maryam berselendang tongkat Isa? Dua kepala ancik-ancik pucuking eri. Berdiri di atas pucuk-pucuk duri Mencari garis sana sini Setiap jiwa ada garisnya  Setiap garis ada jiwanya Pamekasan, 05-Mei 2021
Gambar
  KEBUTUHAN  ISLAMI, MANUSIA  KINI DAN NANTI Oleh: Cak Han's Manusia adalah mahluk sosial. Dalam kehidupan sehari-harinya tidak akan pernah terlepas interaksi sesama manusianya. Interaksi sosial itu dibangun untuk mewujudkan vested interest  (kepentingan yang tertanama). Entah hal tersebut akan diterima oleh orang lain atau hanya sekadar ingin memperoleh sejumlah keuntungan materiil. Hal itu sah-sah saja karena manusia ingin mendapatkan sesuatu, itulah yang mendorongnya untuk beraktivitas. Adam Smith dalam bukunya yang berjudul The Wealth of Nation  menuliskan "kita bisa makan bukan karena kebaikan si tukang roti, tukang daging, atau tukang minuman, melainkan karena sifat mementingkan diri sendiri di dalam di dalam diri mereka. Kita bukan mengharap cinta mereka terhadap orang lain, melainkan cinta mereka pada dirinya. “ Jika dicermati sebenarnya disebabkan kebutuhan perut manusialah yang membuat orang membual. Mengapa demikian? Perut terisi, mata mengantuk, lalu datang bualan
Gambar
PRAHARA DI UJUNG  TANGGA DUSTA Oleh: Fhi-@syifa Bercerita pada sajak ketenangan  Kutipan kata jingga berhaluan  Berkisarkan pada papar di semenanjung jalan Mencari titik temu tak karuan  Temukan muara dusta berkepanjangan  Ke manakah... kepergian itu? Yang berkelanjutan sepanjang zamanmu   Ke manakah... arah kebenaran itu?   Dicari tak kunjung temu  Kapankah.. taburan cinta rahmatmu Mengalir meredarkan ketenangan? Sekujur tubuh lunglai lesu Meronta-ronta penuh pilu  Meniti jalan penuh kebingungan  Satu padukanlah arah jalan Menuju ketenangan dalam sajak kehidupan   Pada ujungnya tangga kedustaan 
Gambar
CAHAYA YANG  BERCAHAYA Oleh: Cak Han's Pejamkan matamu, tidurlah! Idzaataika madhaja'aka fatawadha'a wudhuaka lishalati... Skandinavia sedikit dari ribuan lentera, Tak perlu bahtera apalagi Indonesia dari selat molo, laboan bajo Myopiamu menghalangi penglihatan, Walau angan patuh mencari aurora abadi Sungguh, nudrah  lebih menawan Meski tanpa melamin sebagai alat Entah komponen apa yang berpendar jauh dari jangkauan manusiawi Hati mencurigai mahluk yang bernama kunang-kunang Mengapa tidak? Ia jarang terlihat saat iklim bumi memburuk Ke mana ia pergi? Berbeda dengan bulan yang tetap teguh  Bercahaya dan tabah menyinari bumi Walau kadang hilang nan jauh saat daku butuh Apa aku perlu juga menghilang? Terbang ke alaska hanya sekadar mengejar kumbang, Atau berdiam diri bertafakkur  menepis resah-gelisah? Atau, membuntuti ruh dan bayang-bayang hanya sekadar mencari tanya dalam jawab sebaliknya Jika murka, hilang semua asa   Harap tinggallah harap semata Kepala dingin, bercucur ke
Gambar
DALAM  KESUNYIAN Oleh: kh kinan Penuh kebisingan padahal berada di ke sunyian Mencari yang hilang, sedang Ia di hadapan  Diredam semakin bersuara lantang Termangu, Apa yang sebenarnya diinginkan? Bukan tentang pengakuan Apalagi bermain opera di tengah keramaian Sungguh, sedang diri dilanda kebingungan  Pada akhirnya titik terang mulai terlihat dari kejauhan  Tinggal bagaimana menemukan jalan pada kebenaran Lagi-lagi, seakan muncul berdatangan Kembali menanyakan, Apa yang sebenarnya diinginkan? Kecuali berseru, Pada sang Maha Satu Menemukan yang tak ditemukan Melihat yang tak terlihat Berpegangan pada tangan yang maha besar Menengadah, memilah hal yang sepatutnya dipanjatkan Karena diri akan kembali kepada siapa yang menciptakan